Sunday, 28 August 2016

Penggemar Bis Dewasa Ini.

Selamat pagi teruntuk mantan gue yang namanya Maudi. Nama panjangnya, maudi katakan apalagi, kita tak akan pernah satu. Selamat pagi juga buat kalian yang setia baca-baca di blog absurd ini. Pokoknya, tiada kesan tanpa kehadiran kalian. Iya, gitu.

"Pak, dimnya pak, dimnya"
"Pak klaksonnya pak, klaksonyyyyaaaahhh" teriak beberapa bocah di pinggir jalan sambil berlari berharap klakson telolet dari sang driver bis yang terkenal dengan klakson teloletnya yang khas.
 
koleksinye gugel
 
Sumpah demi instagram Ariel Tatum, mari kita baca tulisan gue kali ini dengan santai sembari menyeruput kopi pagi ini. Langsung aja ke inti tulisan ini, karena gue sama sekali gak punya banyak waktu untuk berbasa-basi apalagi menyangkut cinta.
 
Semua tau kalo gue suka bis, kenapa gue suka bis? lo baca aja disini. Gue pun punya banyak teman dengan kesamaan hobi yaitu ketertarikan dengan alat transportasi yang satu ini. Mungkin ini cukup absurd untuk beberapa orang dan ketika kita jelasin ke orang tersebut tentang hobi ini maka semua akan terasa percuma. Karena masalah bahagia juga kesenangan tidak perlu campur tangan logika di dalamnya.
 
Orang awam semakin tau tentang adanya penggemar bis, ya gak heran, soalnya banyak media yang mengulas tentang hobi ini. Banyak media yang sudah memberitakan mengenai orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap bis baik mengulas dalam bentuk komunitas maupun fenomena-fenomena lainnya, termasuk para pencari telolet.
 
Btw, lo pada tau gak telolet apaan? ntar lo kira nama boyband korea lagi.. Gini, gini.. gue jelasin dikit, telolet itu bunyi klakson dari bis yang cukup unik. Kalo lo masih belum bisa kebayang coba klik ini. Menarik bukan? Gak heran sekarang ini di pinggir jalan baik di jalan raya deket terminal dan bahkan di pinggir jalan tol banyak gerombolan anak beranjak gede lengkap dengan kamera mereka, baik kamera hp, pocket camera, sampai slr. Inget, slr, bukan plr.
 
"Lagi hunting" jawaban mereka ketika ditanya sedang apa di pinggir jalan.
 
Orang awam bisa dengan mudah menyebut dan mengkategorikan mereka sebagai bismania. Bukan penggemar Bisma Smash tapi penggemar bis. Buat gue ada beberapa kategori dari para penggemar bis. Ada yang paham betul mengenai seluk-beluk mesin atau sasis dari sebuah bis, ada yang senang menikmati perjalanan dengan bis, ada yang senang hunting foto bis, ada yang masuk ke semua kategori yang gue sebutin tadi. Gue sendiri condong ke kategori yang menikmati perjalanan dengan bis. Sedikit cerita, perjalanan terjauh gue sampai saat ini, full naik bis adalah ke Denpasar. Jadi rutenya waktu itu adalah Bekasi - Solo - Surabaya - Denpasar - Jepara - Bekasi dan ini semua gue lalui dengan naik bis. Gue, Demi Allah gak peduli indahnya bule-bule cewek di Bali, karena buat gue itu cuma bonus. Bonus yang sayang untuk dilewatkan tentunya hahaha...
 
Mungkin, dewasa ini kelakuan bocah yang ngaku bismania semakin meresahkan para pengguna jalan. Mereka gak jarang sampe lari-larian demi mendapatkan klakson telolet atau bisa mengambil foto dari bis yang lewat di hadapan mereka tanpa sadar kondisi di sekitar mereka banyak kendaraan yang lalu-lalang. Padahal ya, hasil foto mereka tuh ngeblur se-ngeblur-ngeblurnya. Foto bisnya ngeblur, upload ke facebook yang di-tag orang sekampung. Eh, sekelurahan.
 
Hobi ini emang unik, gimana mungkin lo bisa memiliki kesenangan terhadap bis? Tapi hobi ini dimungkinkan. Buat gue, ini juga semacam virus yang menyebar. Dimana bisa aja seorang anak bisa mempengaruhi temannya untuk masuk ke dalam hobi ini. Seperti dua sisi mata pisau, ada baik juga buruknya. Kalo ditanya positifnya tentu banyak banget. Mulai dari memperluas pergaulan, menambah teman, juga wawasan. Negatifnya pun gak sedikit dimana bisa jadi muncul stigma negatif dari orang-orang biasa yang melihat kelakuan kelakuan para pencari telolet. Coba lo cek ini. Video dari mas Narendro Anindito yang gue gak tau dia siapa, cukup bisa memperlihatkan gimana anak-anak kecil menyalurkan kesukaan mereka terhadap bis, eh bukan, kesukaan terhadap telolet maksud gue. Gak heran gimana banyak orang yang terganggu dengan hal yang seperti ini karena selain mengganggu juga membahayakan.
 
Ada yang bilang mereka ababil, masih pada labil, akan dewasa pada waktunya. Iya emang demikian, waktu akan mendewasakan mereka. Tapi, in my humble opinion, fenomena ini akan terus-menerus sambung-menyambung ke generasi berikutnya karena semakin mudahnya mereka mengakses internet dari masa ke masa. Buat gue, fenomena para pencari telolet dimulai dari internet. Pada akhirnya akan makin banyak para pendatang baru yang hunting dengan cara yang lebih nekat sampai membahayakan diri sendiri juga orang lain. Gue sebagai penggemar bis pun miris dengan fenomena ini. Anak kecil seumuran mereka emang lagi susah-susahnya dibilangin, dimarain juga makin jadi. Pevita jadi serba salah kaya Raisa. Kadang kalo gue lagi nyetir di tol, suka miris liat anak kecil yang gak jarang sering nekat sampe bahu jalan demi mengabadikan bis-bis yang lewat. Kadang kalo lagi ngerasa miris gini gue ingin jadi Keenan Pearce aja rasanya. Punya pacar Raisa, punya adek Pevita. Dunia emang gak adil kadang.
 
Satu yang pasti fenomena ini gak bakal putus di tengah jalan, juga gak bakal meredup kaya fenomena ngidol JKT48 di Indonesia. Yang harus jadi sebuah perhatian adalah gimana caranya kita mencari kesenangan tanpa mengganggu ketenangan orang lain. Gimana caranya kita mencapai kesenangan kita dengan membuat tenang orang lain. Gue tau di facebook gue masih banyak para pencari telolet, maka dari itu gue mau ngajak lo semua buat menyalurkan hobi kita yang menggemari bis, tanpa mengganggu ketenangan juga kesenangan orang lain. Daripada berburu telolet yang bisa bikin lo juga orang lain celaka, mending mulai nabung dari sekarang, sisihkan uang jajan lo buat touring jalan-jalan naik bis bareng gue karena bisa jadi lo iri kalo liat koleksi foto di sini atau lo iri mau jalan-jalan setelah liat banyaknya koleksi tiket dari para penggemar bis di sini.
 
Suka bis gak cuma lo berburu telolet pada akhirnya, banyak mesin atau sasis bis baru yang musti lo cobain. Jadi, sampai jumpa di dalam bis, bareng gue.

2 comments: