3 tahun lebih bukan waktu yang sebentar, apalagi ketika lo ngejalanin sebuah hubungan sama seseorang. Gue rasa dan gue yakin, ketika lo udah selama 3 tahun ngejalanin sebuah hubungan sama seseorang, tentunya udah banyak masalah yang dateng. Tentunya lo udah lewatin pasang surut hubungan lo. Karena cinta nggak cuma manis. Ada juga paitnya.
Gue pun gitu. Buat gue dan Ajeng, tentu 3 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Dia jadi pembawa hati gue, 3 tahun yang lalu. Tentunya kita udah lewatin pasang surut dalam hubungan kita. Udah lewatin banyak masalah yang dateng, udah beberapa kali bahkan sering saling memaklumi.
Tapi lo harus tau, ada saat-saat lo udah nggak tau mau ngapain lagi atau nggak tau mau gimana lagi dalam ngejalanin sebuah hubungan. Jenuh?
Jenuh berawal dari penuh.
Ketika semua pemakluman menjadi percuma dan menjadi biasa-biasa aja. Ketika kata percuma mengalahkan banyaknya kata maaf yang terucap.
Maaf, ini bukan tentang jenuh.
Ini adalah tentang tahap dalam sebuah hubungan yang mungkin nggak bisa dituliskan karena emang nggak ada diksi yang bisa digunakan untuk menggambarkannya.
Gue nggak pernah nyari cinta sejati, karena buat gue cinta nggak perlu sejati. Cukup nggak berganti. 3 tahun bukan sehari atau dua hari. 3 tahun bukan tahap yang lo harus kenal lebih dalam sama pasangan lo. 3 tahun bukan saatnya membiarkan ego yang jadi juara.
Ada tahap yang gue sendiri nggak bisa ngejelasinnya. Bukan tentang hitam atau putih. Tapi abu-abu. Tahap yang samar, bukan tahap yang terang atau gelap sekalipun. Tapi samar.
Jika tentang lelah, lelah sudah jauh-jauh hari menyapa kami, tapi ini bukan lelah yang biasanya. Lelah yang biasanya tidak sesuram ini. Lelah yang biasanya nggak se-samar ini.
Jika tentang jarak, jarak sudah membentang jauh, jauh-jauh hari.
Saat lo ngerasa udara yang selama ini lo hirup jadi nggak ramah lagi. Ketika ketidakmampuan melanjutkan apa yang sudah dimulai datang tanpa sebab. Menyerah bukan karena tidak ada lagi kekuatan, daya, apalagi upaya. Tapi menyerah dikarenakan ya emang udah harus menyerah. Menyerah tanpa alasan.
Mimpi kami nggak selesai.
Bukan maksud untuk give up, tapi ada keinginan untuk tidak lagi saling menyakiti. Untuk tidak lagi saling membebani. Untuk tidak lagi saling membuat samar.
Ketika lo udah nggak bisa lagi ngomongin cinta, apalagi komitmen. Ketika hangat udah jadi dingin. Ketika kenangan yang udah dilewatin jadi menguap. Udah nggak ada apa-apa lagi. Kosong.
Gue sengaja nulis kaya gini, buat nanti di masa depan. Gue punya kenangan tentang tahap yang kaya gini, dan gue bisa ngebaca postingan ini dari sudut pandang pembaca.
Jatuh hati mensyaratkan kesiapan patah hati. Jatuh memang kadang harus bersiap untuk patah.
Maaf, jadi kelabu.
Samar dan tidak terjelaskan.
Ada tahap yang gue sendiri nggak bisa ngejelasinnya. Bukan tentang hitam atau putih. Tapi abu-abu. Tahap yang samar, bukan tahap yang terang atau gelap sekalipun. Tapi samar.
Jika tentang lelah, lelah sudah jauh-jauh hari menyapa kami, tapi ini bukan lelah yang biasanya. Lelah yang biasanya tidak sesuram ini. Lelah yang biasanya nggak se-samar ini.
Jika tentang jarak, jarak sudah membentang jauh, jauh-jauh hari.
Saat lo ngerasa udara yang selama ini lo hirup jadi nggak ramah lagi. Ketika ketidakmampuan melanjutkan apa yang sudah dimulai datang tanpa sebab. Menyerah bukan karena tidak ada lagi kekuatan, daya, apalagi upaya. Tapi menyerah dikarenakan ya emang udah harus menyerah. Menyerah tanpa alasan.
Mimpi kami nggak selesai.
Bukan maksud untuk give up, tapi ada keinginan untuk tidak lagi saling menyakiti. Untuk tidak lagi saling membebani. Untuk tidak lagi saling membuat samar.
Ketika lo udah nggak bisa lagi ngomongin cinta, apalagi komitmen. Ketika hangat udah jadi dingin. Ketika kenangan yang udah dilewatin jadi menguap. Udah nggak ada apa-apa lagi. Kosong.
Gue sengaja nulis kaya gini, buat nanti di masa depan. Gue punya kenangan tentang tahap yang kaya gini, dan gue bisa ngebaca postingan ini dari sudut pandang pembaca.
Jatuh hati mensyaratkan kesiapan patah hati. Jatuh memang kadang harus bersiap untuk patah.
Maaf, jadi kelabu.
Samar dan tidak terjelaskan.
No comments:
Post a Comment