Maaf, postingan kali ini sedikit gelap dan muram. Tolong sediakan tisu basah atau minimal tisu galon untuk menyeka air mata kalian setelah baca tulisan ini. Sediakan juga shower sehingga tangisan kalian jadi lebih dramatis dan terorganisasi. Di malam hari menuju pagi, sedikit lapar banyak galaunya.
Awal tahun 2017 ini sedikit mengesankan buat gue, bukan karena gue habis seminggu melakukan ritual touring dari Jakarta - Medan - Aceh - Sabang - Aceh - Medan - Aceh - Medan - Jakarta. Bukan, bukan itu. Gue, di malam yang dingin ini bertemankan cheetos jagung bakar yang udah gak renyah-renyah banget, mendapat sebuah ilham untuk membuat sebuah tulisan. Jadi, sesuai judulnya... tulisan ini berbahan bakar luka yang menganga.
Luka, ditimbulkan berbagai macam hal. Gue bukan mau bahas luka yang bisa kita lihat dengan mata kepala. Tapi, ada luka yang tepat mengena ke organ perasa. Organ yang tidak bisa dijembatani oleh logika dan rasa. Ada beberapa temen gue yang sedang dalam masa berkabung karena putus cinta. Awal tahun mungkin bagi mereka bagaikan akhir jaman. Malam-malam aku sendiri, tanpa cintamu lagi. Makasih mbak Nike Ardila udah nyanyi disamping gue.
*suasana berubah jadi horror*
Luka dikarenakan permasalahan hati adalah sebuah luka yang bisa mempengaruhi kehidupan lo. Pernah gak lo, jatuh cinta ke orang yang berkali-kali mematahkan hati lo, berkali-kali? Atau menunggu sebuah ketidakpastian dimana sebenernya lo memiliki banyak pilihan. Tapi lo memilih untuk menunggu ketidakpastian tersebut. Iya, hati gak pernah memilih kepada siapa ia mencinta. Ia jatuh dengan sendirinya. Buruan lo copas bagian barusan, jadiin status semua medsos lo.
Meskipun jatuh hati seharusnya mensyaratkan kesiapan untuk patah hati, akan tetapi ketika patah hati, respon manusia berbeda-beda. Ada temen gue, dia cowok dan baru aja putus cinta. Nah dia melampiaskan atau mengekspresikan rasa sakitnya dengan....merobek-robek fotonya sendiri. Eh, bukan gitu skenarionya. Dia mengekspresikan rasa sakitnya dengan merobek-robek foto mantannya.
Dari lahir, manusia sudah dikaruniai bakat luar biasa berupa respon terhadap rasa sakit. Bayi akan menangis ketika ada seusatu yang tidak semestinya terjadi. Balita akan menangis ketika ia terjatuh. Cabe-cabean akan merasa sakit ketika berboncengan tiga orang di motor. Satu yang pasti, kita gak akan pernah bisa menilai luka seseorang, karena kualitas luka dari masing-masing orang berbeda.
Banyak yang bilang hidup cuma sekali, berhenti menyalahkan diri sendiri atas kandasnya sebuah hubungan. Iya hidup emang cuma sekali... kalo hidup berkali-kali namanya main GTA. Main GTA nyolong mobil, di depan cewek baju terbuka lo klakson-klakson, si cewe masuk ke mobil lalu lo ajak ke semak-semak, mobilnya goyang, si cewek keluar dari mobil, lo juga keluar dari mobil lalu menembaki si cewek, uang lo balik lagi.
Saat sedang dalam kondisi patah hati, memang sedikit sulit untuk berpikir jernih dan menyikapi luka dengan cara yang baik. Untuk kalian yang sedang terluka, gue turut berduka tentang apapun itu yang jadi penyebab luka hati kalian. Coba kalian senyumin luka kalian pake sumpit. Anjir bukan gitu maksud gue..... Bukan. Sorry Jeng, captionnya gue sadur biar ini postingan laku di pasaran. Kita damai kan Jeng btw? Temenan kan? Tos dulu.
Teruntuk kalian yang sedang larut dalam dalamnya luka berikan respon terhadap luka kalian. Jangan terlalu lama larut juga jangan diem di tempat. Emang ada benernya kalimat hidup cuma sekali, jangan terlalu larut dalam patah hati. Memang, luka seakan membuat dunia berpaling dari lo.
Sumpah demi instagram Pevita, patah hati rasanya itu kelam. Lo males ngapa-ngapain... Ada yang hilang dari hari-hari lo. Ada yang gak biasa dari kehidupan lo selanjutnya. Tapi satu yang pasti, nggak ada luka yang abadi. Air mata aja bisa kering, pun demikian dengan luka lo. Waktu bisa menyembuhkan luka dan lo bisa memulai lembaran-lembaran baru kehidupan lo. Luka butuh obat penyembuh, lo cari obatnya, lo dapet, maka luka lo bakal sembuh.
Hidup itu adalah kejutan di tiap harinya. Yakinkan dalam hati lo bahwa lo berhak bahagia. Biarkan semesta menunjukkan cara lo untuk bahagia. Syaratnya satu, jangan terus-menerus larut dari luka lo. Beranjak dari luka. Lakukan penyembuhan dengan cara lo.
Kalo lo patah hati karena putus cinta, Ariel udah pernah bilang "engkau bukanlah segalaku, bukan tempat tuk hentikan langkahku". Lalu selanjutnya Ariel bersabda "Usai sudah semua berlalu, biar hujan menghapus bedakmu" Oke gue tau salah lirik. Kita ulang lagi.. "Usai sudah semua berlalu, biar hujan menghapus jejakmu". Kalian luar biasa~
Oke, usai sudah postingan ini. Selamat berdamai dengan luka kalian. Karena luka hati butuh respon. Bukan untuk dibiarkan. Hormati luka hati lo dengan memberikan obat penawar yang paling baik menurut lo.
Selamat dinihari, salam dari gue.. Adek-adekannya Pevita, kakak-kakaannya Natasha Wilona.
Selamat dinihari, salam dari gue.. Adek-adekannya Pevita, kakak-kakaannya Natasha Wilona.
No comments:
Post a Comment