Tuesday, 29 April 2014

Masa depan yang tak tercium wanginya.

Lagi. Lagi dan lagi. Lagi-lagi kekerasan yang berujung pada kematian terjadi dalam dunia pendidikan. Sebelumnya, gue, mungkin kita bisa terlebih dahulu mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Dimas. Semoga dia mendapat tempat terbaik disana, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

Bukan kali ini doang kan kekerasan yang berujung pada kematian terjadi di dunia pendidikan? Gak perlu lah kita sebut institusi mana atau kampus mana. Coba inget ke belakang. Mungkin ada beberapa kasus kekerasan yang masih kita ingat? Senioritas? Mungkin ini kata yang tepat buat menggambarkan kenapa selalu 'yang kaya gini' tuh terulang lagi dan lagi.

Senior melakukan kekerasan fisik kepada juniornya. Lalu beberapa tahun ke depan, junior yang sudah jadi senior (kalo masih hidup) dan memiliki pikiran untuk 'balas dendam' akan melakukan hal yang sama ke juniornya. Jadi kapan bisa berakhir?

Pendidikan, seharusnya memanusiakan manusia. Bukan membunuh manusia. Bakal ada kekerasan-kekerasan yang akan berujung pada kematian-kematian selanjutnya, jika poin 'balas dendam' masih dipegang erat. Butuh berapa kematian dalam dunia pendidikan lagi yang mengatasnamakan senioritas lah, yang mengatasnamakan pembinaan fisik lah, untuk menyadarkan bahwa dunia pendidikan bukan tempat para pelaku kriminal. Dunia pendidikan bukan tempat para anggota barunya mendapatkan pukulan, siksaan, hantaman, tendangan, tamparan yang mengatasnamakan pembinaan fisik.

Pendidikan nggak pernah salah. Pendidikan bertujuan memanusiakan manusia. Individunya lah yang brengsek. Bukan maksud menggurui. Yang gue rasa sih, pas liat salah satu video penyiksaan senior terhadap juniornya di salah satu institusi pendidikan, gue nggak dapet apa itu yang namanya 'pendidikan memanusiakan manusia'. Yang gue dapet dari video tersebut adalah kesan senior ngensot (sengaja typo) yang ketawa-ketiwi, mukul junior-juniornya yang baris buat nunggu antrian dipukulin. Terus pamer aksi pukul sana pukul sini. Sementara junior, ya mungkin masih junior. Mereka nggak ngelawan, mereka baris, mereka antri. Nunggu giliran.

Pembinaan fisik? Mau dapet fisik yang kuatnya kayak gimana coba kalo latihannya atau pembinaannya dipukul di dada pake siku, ditendang, ditampar, dihantam. Pembinaan mental? Mental lo gue rasa bakal rusak kalo lo dibina dengan cara semacam itu. Kondisi kejiwaan lo bakal rusak dan bakal muncul semangat buat ngerancang program balas dendam di periode-periode selanjutnya kalo pembinaan mental yang lo dapet kayak gitu. Dan, maaf nih, bakal ada kematian-kematian selanjutnya yang mengatasnamakan senioritas, yang mengatasnamakan pembinaan fisik, pembinaan mental atau apalah.

Pembinaan fisik atau mental perlu dalam dunia pendidikan, apalagi pada akhirnya, kita bakal terjun ke masyarakat, kita bakal bermasyarakat baik dari sebelum masuk dunia pendidikan maupun setelah masuk dunia pendidikan. Masih banyak cara yang manusiawi dalam melakukan pembinaan fisik atau pembinaan mental. Masih banyak cara yang lebih ngena buat melakukan pembinaan fisik atau mental tanpa lo harus jadi urakan, tanpa lo harus jadi seorang kriminil, tanpa lo harus jadi bajingan berlabel pelaku pendidikan.

Stop dari sekarang sistem kekerasan yang berkedok pembinaan fisik atau pembinaan mental dalam dunia pendidikan. Dunia setelah kita menempuh pendidikan adalah dunia sesungguhnya yang bakalan penuh dengan tantangan fisik dan tantangan mental. Dan kita nggak harus mempersiapkan hal tersebut dengan ngebina atau dibina menggunakan kekerasan yang sudah terbukti berujung pada banyak kematian.

Buat yang udah ngalamin kekerasan dari seniornya, jangan terusin lagi ke juniornya. Patahin sistem pembinaan fisik atau mental yang berlandaskan dan berpegang pada kekerasan semata. Yang gue rasa, nggak ada hal yang bisa kita tangkap ketika kita membina atau dibina dengan kekerasan yang sangat tidak manusiawi. Justru yang ada adalah dendam yang membara. Yang ada hanyalah dendam yang benderang. Dendam yang menggebu.

Stop kekerasan yang sangat tidak manusiawi dalam dunia pendidikan, jangan diterusin, atau bakal ada korban-korban selanjutnya. Atau bakal ada kematian-kematian selanjutnya yang dihasilkan dari hal yang kaya gini. Dan apabila hal ini masih terus dilanggenggkan. Apabila kekerasan dalam dunia pendidikan yang mengatasnamakan pembinaan fisik, senioritas, pembinaan mental masih tumbuh subur. Bakal ada Dimas-Dimas selanjutnya yang nggak sempet mencium wanginya masa depan.

No comments:

Post a Comment