Angin lembut bulan September.
Perlahan mencekik, membuat sesak.
Bukan tak berani, hanya terlalu ragu untuk berlari.
Langit biru, tak ada awan sedikit pun.
Mengharu, menyisakan sesal tanpa ampun.
Nafas sesak, pikiran compang-camping.
Saat lidah kelu, ada jari yang menari.
Menulis, membahasakan hati.
No comments:
Post a Comment