Surabaya, 18 Agustus 2014. Pikiran sudah bisa membayangkan keseruan yang akan terjadi sore nanti. Sembari berkabar dengan Mas Abi dan Mas Andry yang sedang berada di dalam bis EKA menuju Surabaya untuk segera bergabung dengan rencana, saya masih setengah sadar ketika kucing peliharaan Bli Kadek merangsek ikut tidur di samping saya. Ya kalo Jessica Veranda yang merangsek ikut tidur sih gapapa, lha ini kucing :(
"Udah mau sampe Bungur nih, Mas, macet" pesan bbm dari Mas Andry yang mengabarkan bahwa ia dan Mas Abi sudah mau finish terminal Bungurasik eh Bungurasih maksudnya.
"Nanti dari Bungur naik bis kota tujuan Bratang aja mas, turun di terminal Bratang"
"Oke mas"
30 menit kemudian
"Mas, udah di terminal Bratang"
"Oke mas, nanti dijemput Kurnia"
Kurnia pun bergegas untuk menjemput Mas Andry dan Mas Abi dengan sepeda motor. 15 menit kemudian 1 motor berisikan Kurnia, Mas Abi, dan Mas Andry tiba dirumah Bli Kadek. Mungkin mereka lelah, mukanya kek kehabisan darah, lusuh, lecek kek uang kembalian bis kota. Mas Andry dan Mas Abi membeli makan siang tepat jam 12 siang. Orang mah solat ya, eh mereka malah makan :(
Isi tangki beres, saatnya mandi dan siap-siap.
Jam setengah 3 siang, kami sudah siap. Ada saya, Kurnia, Kirom, Mas Abi, dan Mas Andry. Bli Kadek dan istrinya sudah bersiap juga. Setelah mengucapkan terimakasih kepada Bli Kadek dan istrinya atas tumpangan menginap, kami dilangsir ke Terminal Bratang untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Bungurasih.
Urusan langsir-melangsir selesai. Kami sudah di Terminal Bratang dan siap naik bis kota menuju Bungur. Ditengah perjalanan Kurnia berkabar dengan Dimas yang sudah menunggu untuk naik bis kota yang sama dengan kami.
Jelang sore, kami sampai di Bungur. Anjir, nggak paham sama Bungur. Bis apa aja ada.
Kami kira, wiskom yang akan kami naiki adalah "Combus", ternyata setelah tanya ke mandoran, eh bukan "combus" berarti wiskom yang akan kami naik belum masuk Bungurasih. Tim liga makin lengkap.
Seperti yang sudah dikatakan pada postingan http://sehabiskelas.blogspot.com/2014/09/etape-2-solo-surabaya.html kalo liga kali itu ad 3 bis:
Resmul
Setiawan
Sebelum bernagkat, kami menyempatkan mengisi perut dengan sebungkus nasi ala Bungurasih. 5ribu kenyang. Pukul 17.00, tim Wisata Komodo dipanggil oleh kru karena bis akan segera diberangkatkan. Saya pun masuk ke dalam bis bersama Mas Andry duduk bersebelahan di seat 3-4. Sementara mas Abi ada di seat 17.
Hino RK8 airsus, empuk bukan main ditambah pembawaan driver yang ngotot tapi halus. Bis wangi semakin jauh meninggalkan terminal Bungurasih. Bis sempat beberapa kali berhenti di pinggir jalan untuk menaikkan paketan. Di belakang wiskom ada resmul dan setiawan yang juga sudah lepas Bungurasih.
Liga resmi dimulai....
19.04 bis memasuki daerah Probolinggo, pembawaan driver membuat saya dan mas Andry yang tepat dibelakangnya menjadi religius hahaha. Banter tapi kok alus banget bawanya, itu yang ada di benak saya. Berkali-kali bis buka kanan untuk mendahului truk-truk besar. Medan jalan pantura Jatim memang ciamik, aspal halus hampir tanpa cacat membuat bis bisa melaju tanpa harus khawatir lubang jalanan.
Beda lah sama pantura Jabar...
Setlist lagu lawas menemani perjalanan, antara menikmati alunan lagu lawas dan menikmati aksi driver adalah surga tersendiri buat saya malam itu. Dim, klakson, goyang kanan, tutup lagi, kres, rem. Berulang kali dan saya menikmatinya dengan khidmat.
20.37 bis memasuki kawasan PLTU Paiton, setau saya, ini pusat listrik se-Jawa-Bali. Iya nggak sih? Bodo amat ah. yang jelas, PLTU Paiton malam hari sangat menawan. Sayang kami nggak jepret-jepret. Ngeri meledak (lah apa hubungannya?)
21.00 bis memasuki rumah makan Puritama. Ini unik dan keren buat saya, dimana cara membangunkan penumpangnya cukup unik. Bis menaikkan volume musik secara perlahan dengan maksud membangunkan penumpang yang sedang tidur. Makin dekat rumah makan, volume musik makin besar hingga saat bis sudah berhenti di RM Puritama, volume musik maksimal dan lampu pun dinyalakan.
Ya biasalah kelakuan, turun bis malah langsung foto-foto...
"Mas, makan dulu aja" tiba-tiba pak supir berbisik lirih di belakang kami. Enggak eh nggak berbisik lirih hahaha
Kami bergegas mengisi perut. Daper kartu masuk Puritama masa, tiket ndak disobek lhooo #norak #bodoamat #bawel #biarinsih
Saya menjarah, servis makan ndak dijagain. Biasa naik bis servis makan dikasih ayam sepotong. Lah ini ayamnya menggoda banget mana nggak ada yang jagain... Hihihihi *ketawa jahat*
Ya rugi sih kalo ayamnya ngambil cuma sepotong. Mubazir nanti kebuang... *halah
Sumpah deh, RM Puritama kece badayyy... Bersih, toilet gratis dan super bersih.. kalah bersih kamar mandi kosan saya :(
21.45 bis bergegas keluar RM Puritama untuk melanjutkan perjalanan menuju Denpasar, baru kembali ke jalur pantura, dari kanan ada Subur Jaya melesat bagaikan anak JKT48, eh, anak panah maksudnya...
Driver kok nggak ganti ya ini, apa emang cuma satu?
Driver yang tampaknya mulai tertarik, mulai membuntuti Subur Jaya, saya dan Mas Andry jadi makin religius. Ini Subur Jaya parwisan macem kejar tayang, main sein rapih, ketika bis kami mulai mendekati, Subur Jaya kembali menjauh.
Eh lah, makin dikejar makin jauh...
Kaki berasa mau ikut ngerem, mata sampai merem 'gak tega' atau ngeri lebih tepatnya. Pembawaan driver makin sangar, akan tetapi tetap halus. Love banget lah pokoknya mah. Subur Jaya ngeyel nggak mau di-overtake. Driver wiskom semakin tertantang, gas makin dibejek dan kami makin makin religius.
Inside Wisata Komodo
https://www.facebook.com/video.php?v=912640902084017
Subur Jaya ternyata mengejar rombongannya, ketika sudah bertemu dengan rombongannya, Subur Jaya yang sedari tadi kami buntuti akhirnya melunak dan memberikan jalan kepada kami. Ngomong-ngomong Resmul dan Setiawan masih setia di belakang kami, cukup jauh tertinggal.
19 Agustus 2014
00.30 bis memasuki pelabuhan Ketapang dan harus antri cukup lama untuk menyebrang ke pulau dewata. Karena menunggu cukup lama, Resmul dan Setiawan pun tiba di pelabuhan.
01.30 bis bergegas untuk masuk kapal, kami masuk duluan dan tidak satu kapal dengan Resmul maupun Setiawan.
Selat Bali malam itu hitam, gelap, dan ombaknya bukan main. Saya yang baru pertama kali naik kapal Ferry pusing karena kapal terombang-ambing. Motor pun ada yang ambruk karena ombak yang menghantam kapal. Yah mulai deh pikiran kemana-mana.
Jadi makin religius.
Alhamdulillah perjalanan melewati Selat Bali berjalan dengan lancar. Butuh waktu hampir satu jam untuk melalui ini semua...
(((Melalui Ini Semua)))
Salam tempel kru kepada petugas pelabuhan Gilimanuk mempercepat langkah wiskom melewati pengecekan KTP, orang nggak di-cek KTP. Hihihihi
Hutan bali. Sepi, gelap, lurus.
Saya tertidur entah kenapa.
Ya ngantuk lah.
Pukul 05.30 WITA, Mas Abi dan Mas Andry membangunkan saya dari tidur ayam.
Anjir, mana ada tidur ayam +/- 3 jam...
Ternyata bis sudah mendarat di terminal Ubung Denpasar. Dan penumpang hanya tinggal kami bertiga. Niat mau ikut wiskom ke garasi, eh ternyata, mau di cat bagian bemper. Alhasil kami turun di terminal Ubung Denpasar.
Setelah mengucapkan terimakasih kepada pak supir, kami bergegas turun.
Eh alah, baru sadar selimut tebal wiskom bermotifkan Chelsea...
Saya Gunners :(
Bodo, yang penting hangat.
Berdiri tanpa tau arah dan tujuan. itulah kami dan yang jelas mimpi kami untuk ke Bali, bersama-sama, naik bis. Jadi kenyataan. Ubung kalo pagi dingin, perlahan langit makin terang dan rombongan Resmul baru tiba.
Eh, terus ada Rio dengan Setiawannya. Lalu kami meninggalkan terminal Ubung untuk mencari penginapan. Liga Denpasar, siapa juaranya? :))
FYI
Tiket Wisata Komodo Surabaya-Denpasar Rp 150.000
"Nanti dari Bungur naik bis kota tujuan Bratang aja mas, turun di terminal Bratang"
"Oke mas"
30 menit kemudian
"Mas, udah di terminal Bratang"
"Oke mas, nanti dijemput Kurnia"
Kurnia pun bergegas untuk menjemput Mas Andry dan Mas Abi dengan sepeda motor. 15 menit kemudian 1 motor berisikan Kurnia, Mas Abi, dan Mas Andry tiba dirumah Bli Kadek. Mungkin mereka lelah, mukanya kek kehabisan darah, lusuh, lecek kek uang kembalian bis kota. Mas Andry dan Mas Abi membeli makan siang tepat jam 12 siang. Orang mah solat ya, eh mereka malah makan :(
Isi tangki beres, saatnya mandi dan siap-siap.
Jam setengah 3 siang, kami sudah siap. Ada saya, Kurnia, Kirom, Mas Abi, dan Mas Andry. Bli Kadek dan istrinya sudah bersiap juga. Setelah mengucapkan terimakasih kepada Bli Kadek dan istrinya atas tumpangan menginap, kami dilangsir ke Terminal Bratang untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Bungurasih.
Urusan langsir-melangsir selesai. Kami sudah di Terminal Bratang dan siap naik bis kota menuju Bungur. Ditengah perjalanan Kurnia berkabar dengan Dimas yang sudah menunggu untuk naik bis kota yang sama dengan kami.
Jelang sore, kami sampai di Bungur. Anjir, nggak paham sama Bungur. Bis apa aja ada.
Mas Abi x Wisata Komodo "Combus" |
Kami kira, wiskom yang akan kami naiki adalah "Combus", ternyata setelah tanya ke mandoran, eh bukan "combus" berarti wiskom yang akan kami naik belum masuk Bungurasih. Tim liga makin lengkap.
Kirom x Restu Mulya |
Seperti yang sudah dikatakan pada postingan http://sehabiskelas.blogspot.com/2014/09/etape-2-solo-surabaya.html kalo liga kali itu ad 3 bis:
Wiskom
- Saya
- Mas Abi
- Mas Andry
Resmul
- Bli Kadek dan Istri
- Kurnia
- Dimas
Setiawan
- Rio
Bungur makin sore makin banyak bis Denpasaran, akhirnya Wiskom dengan julukan "Jitbis" datang dan langsung masuk bungur. Kru mengatakan bahwa bis akan berangkat jam 17.00 WIB.
Puji Syukur, muka lolos tahap seleksi internet :') |
Dimas, Saya, Kurnia, Bli Kadek, Kirom, Mas Andry x Wisata Komodo "Jitbis" |
Sebelum bernagkat, kami menyempatkan mengisi perut dengan sebungkus nasi ala Bungurasih. 5ribu kenyang. Pukul 17.00, tim Wisata Komodo dipanggil oleh kru karena bis akan segera diberangkatkan. Saya pun masuk ke dalam bis bersama Mas Andry duduk bersebelahan di seat 3-4. Sementara mas Abi ada di seat 17.
Wiskom "Jitbis" |
Hino RK8 airsus, empuk bukan main ditambah pembawaan driver yang ngotot tapi halus. Bis wangi semakin jauh meninggalkan terminal Bungurasih. Bis sempat beberapa kali berhenti di pinggir jalan untuk menaikkan paketan. Di belakang wiskom ada resmul dan setiawan yang juga sudah lepas Bungurasih.
Liga resmi dimulai....
19.04 bis memasuki daerah Probolinggo, pembawaan driver membuat saya dan mas Andry yang tepat dibelakangnya menjadi religius hahaha. Banter tapi kok alus banget bawanya, itu yang ada di benak saya. Berkali-kali bis buka kanan untuk mendahului truk-truk besar. Medan jalan pantura Jatim memang ciamik, aspal halus hampir tanpa cacat membuat bis bisa melaju tanpa harus khawatir lubang jalanan.
Beda lah sama pantura Jabar...
Setlist lagu lawas menemani perjalanan, antara menikmati alunan lagu lawas dan menikmati aksi driver adalah surga tersendiri buat saya malam itu. Dim, klakson, goyang kanan, tutup lagi, kres, rem. Berulang kali dan saya menikmatinya dengan khidmat.
20.37 bis memasuki kawasan PLTU Paiton, setau saya, ini pusat listrik se-Jawa-Bali. Iya nggak sih? Bodo amat ah. yang jelas, PLTU Paiton malam hari sangat menawan. Sayang kami nggak jepret-jepret. Ngeri meledak (lah apa hubungannya?)
21.00 bis memasuki rumah makan Puritama. Ini unik dan keren buat saya, dimana cara membangunkan penumpangnya cukup unik. Bis menaikkan volume musik secara perlahan dengan maksud membangunkan penumpang yang sedang tidur. Makin dekat rumah makan, volume musik makin besar hingga saat bis sudah berhenti di RM Puritama, volume musik maksimal dan lampu pun dinyalakan.
Ya biasalah kelakuan, turun bis malah langsung foto-foto...
"Mas, makan dulu aja" tiba-tiba pak supir berbisik lirih di belakang kami. Enggak eh nggak berbisik lirih hahaha
Kami bergegas mengisi perut. Daper kartu masuk Puritama masa, tiket ndak disobek lhooo #norak #bodoamat #bawel #biarinsih
Servis makan Wisata Komodo |
Saya menjarah, servis makan ndak dijagain. Biasa naik bis servis makan dikasih ayam sepotong. Lah ini ayamnya menggoda banget mana nggak ada yang jagain... Hihihihi *ketawa jahat*
Ya rugi sih kalo ayamnya ngambil cuma sepotong. Mubazir nanti kebuang... *halah
Jitbis |
Sumpah deh, RM Puritama kece badayyy... Bersih, toilet gratis dan super bersih.. kalah bersih kamar mandi kosan saya :(
21.45 bis bergegas keluar RM Puritama untuk melanjutkan perjalanan menuju Denpasar, baru kembali ke jalur pantura, dari kanan ada Subur Jaya melesat bagaikan anak JKT48, eh, anak panah maksudnya...
Driver kok nggak ganti ya ini, apa emang cuma satu?
Driver yang tampaknya mulai tertarik, mulai membuntuti Subur Jaya, saya dan Mas Andry jadi makin religius. Ini Subur Jaya parwisan macem kejar tayang, main sein rapih, ketika bis kami mulai mendekati, Subur Jaya kembali menjauh.
Eh lah, makin dikejar makin jauh...
Kaki berasa mau ikut ngerem, mata sampai merem 'gak tega' atau ngeri lebih tepatnya. Pembawaan driver makin sangar, akan tetapi tetap halus. Love banget lah pokoknya mah. Subur Jaya ngeyel nggak mau di-overtake. Driver wiskom semakin tertantang, gas makin dibejek dan kami makin makin religius.
Inside Wisata Komodo
https://www.facebook.com/video.php?v=912640902084017
Subur Jaya ternyata mengejar rombongannya, ketika sudah bertemu dengan rombongannya, Subur Jaya yang sedari tadi kami buntuti akhirnya melunak dan memberikan jalan kepada kami. Ngomong-ngomong Resmul dan Setiawan masih setia di belakang kami, cukup jauh tertinggal.
19 Agustus 2014
00.30 bis memasuki pelabuhan Ketapang dan harus antri cukup lama untuk menyebrang ke pulau dewata. Karena menunggu cukup lama, Resmul dan Setiawan pun tiba di pelabuhan.
The Luxury Liner |
01.30 bis bergegas untuk masuk kapal, kami masuk duluan dan tidak satu kapal dengan Resmul maupun Setiawan.
Selat Bali malam itu hitam, gelap, dan ombaknya bukan main. Saya yang baru pertama kali naik kapal Ferry pusing karena kapal terombang-ambing. Motor pun ada yang ambruk karena ombak yang menghantam kapal. Yah mulai deh pikiran kemana-mana.
Jadi makin religius.
Alhamdulillah perjalanan melewati Selat Bali berjalan dengan lancar. Butuh waktu hampir satu jam untuk melalui ini semua...
(((Melalui Ini Semua)))
Salam tempel kru kepada petugas pelabuhan Gilimanuk mempercepat langkah wiskom melewati pengecekan KTP, orang nggak di-cek KTP. Hihihihi
Hutan bali. Sepi, gelap, lurus.
Saya tertidur entah kenapa.
Ya ngantuk lah.
Pukul 05.30 WITA, Mas Abi dan Mas Andry membangunkan saya dari tidur ayam.
Anjir, mana ada tidur ayam +/- 3 jam...
Ternyata bis sudah mendarat di terminal Ubung Denpasar. Dan penumpang hanya tinggal kami bertiga. Niat mau ikut wiskom ke garasi, eh ternyata, mau di cat bagian bemper. Alhasil kami turun di terminal Ubung Denpasar.
Setelah mengucapkan terimakasih kepada pak supir, kami bergegas turun.
Eh alah, baru sadar selimut tebal wiskom bermotifkan Chelsea...
Saya Gunners :(
Bodo, yang penting hangat.
Berdiri tanpa tau arah dan tujuan. itulah kami dan yang jelas mimpi kami untuk ke Bali, bersama-sama, naik bis. Jadi kenyataan. Ubung kalo pagi dingin, perlahan langit makin terang dan rombongan Resmul baru tiba.
Goldrag |
Eh, terus ada Rio dengan Setiawannya. Lalu kami meninggalkan terminal Ubung untuk mencari penginapan. Liga Denpasar, siapa juaranya? :))
FYI
Tiket Wisata Komodo Surabaya-Denpasar Rp 150.000
No comments:
Post a Comment