Saturday, 15 August 2015

Jenuh.

Judul postingan ini emang singkat, tapi kita pasti pernah mengalaminya dalam hidup ini. Iya? Atau baru aja ada yang bilang ke lo "duh, gue jenuh nih" atau justru lo yang baru bilang gitu ke temen lo. Jenuh? Jenuh itu pasti ada, dalam hidup.

Gue disini bukan mau nulis tentang bagaimana cara menghilangkan jenuh atau kasih lo tips-tips tentang mengatasi rasa jenuh yang datang ke kita, dalam hal apapun. Dalam hal apapun, dalam hidup kita selalu akan mencapai sebuah titik bernama titik jenuh. Jenuh dalam sekolah, jenuh dalam kuliah, jenuh dalam kerjaan, bahkan jenuh dalam percintaan. 

Dalam percintaan, percaya sama gue, ada banyak buku di toko buku dengan font ukuran besar bertuliskan "TIPS MENGATASI JENUH DALAM SEBUAH HUBUNGAN" atau buku lainnya yang berisikan hal yang sama. Saat lo jenuh sama hubungan lo, lo baca buku itu, bahkan sampai lo jenuh baca itu buku. Kejenuhan yang lainnya akan tetap ada. Oke, lo seakan berhasil mengatasi jenuh lo untuk sementara, akan tetapi gue yakin jenuh akan datang lagi. Ada yang salah sama cara lo? Ada yang salah sama lo? Gak ada.

Jenuh buat gue merupakan suatu hal yang ter-instal dalam hidup manusia sejak lahir. Sejak lahir kita mulai akrab dengan kebosanan. Sampai saat ini, mau semenarik apa hidup lo atau lo mau bilang kalo hidup lo nggak monoton, gue yakin ada titik jenuh dan bakalan ada titik jenuh dalam hidup lo. Coba lo baca tulisan ini baik-baik. Jenuh nggak lo sama hidup lo? Gue tanya sekali lagi...

Jenuh nggak lo sama hidup lo?

"Gue lagi jenuh sama hidup gue" banyak yang bilang demikian. Mungkin hidup mereka monoton, gitu-gitu aja. Sebagian lagi menimpali kalimat tadi dengan memberi saran agar mencari kegiatan lain untuk mengatasi jenuh. Tapi? Mungkin hilang untuk sesaat. Selanjutnya jenuh akan hadir kembali.

Jenuh berawal dari penuh. Nggak cuma dalam sebuah hubungan, bahkan dalam hobi lo sekalipun, lo akan sampai ke titik jenuh. Ke titik yang dimana lo udah merasa nggak harus ngapa-ngapain lagi. Cari jalan keluar dari jenuh dengan lari ke kegiatan lainnya, jenuh yang baru akan datang ke lo dan kegiatan baru lo. Jenuh bukan hanya milik mereka yang hidupnya monoton, yang hidupnya kerja pagi pulang malam, yang hidupnya dipenuhi oleh pekerjaan kantor. Jenuh adalah milik mereka yang melakukan penghayatan akan hidupnya, bahkan mereka yang hidupnya penuh dengan kesenangan, hingar-bingar, mereka yang selalu disorot oleh lampu panggung sekalipun akan mengalami jenuh.

Kita selalu berfokus mencari cara dalam rangka mengeliminasi jenuh. Kita mencari kegiatan baru, kesenangan baru untuk mengeliminasi jenuh. Di sisi lain, jenuh akan melakukan sebuah limitasi dalam kesenangan kita sehingga ia bisa menyusup masuk lagi. Begitu terus selanjutnya. Gitu terus, sampe Pevita jadi jelek.

Sedikit aja dari gue buat yang selalu mencari cara untuk menghilangkan jenuh. Pada akhirnya kita akan selalu mengalami defisit akal untuk mengeleminasi jenuh. Karena, buat gue jenuh itu bukan buat dihilangkan, akan tetapi untuk dihidupi.

No comments:

Post a Comment