Dan waktu pun tak berhenti.

Kadang, kita tidak sadar ada sesuatu bernama waktu yang sering terlewatkan, yang sering terabaikan, yang sering kita acuhkan, yang sering kita pandang sebelah mata. Waktu yang terus bergerak dan kita semakin tidak tersadar bahwa memang demikianlah seharusnya. Ia berlalu, bukan bermaksud meninggalkan kita atau bermaksud membuat kita mengejarnya atau pun memperhitungkannya. Tapi memang demikianlah seharusnya.

Demikianlah adanya.

Se-berbuih apapun kalimat mu, tidak akan bisa menjelaskan waktu. Se-sederhana apapun diksi mu, juga tidak akan bisa memaparkan waktu. Waktu seringkali kita salahkan, waktu seringkali menjadi pemeran antagonis dalam hidup, waktu seringkali bersikap acuh tak acuh. Ia mati rasa mungkin, mungkin juga ia memang hanya tak mau peduli dengan kita yang menghidupinya.

Ia tidak peduli apapun masalahmu, masalah kamu dan pacarmu, masalah kamu dan keluargamu, masalah tim futsalmu, masalah kesebelasan sepakbola jagoan mu. Ia tidak mau mendengar apapun alasanmu. Jangankan berharap mencoba kembali ke waktu yang sudah berlalu, mencoba sekedar menghentikan waktu 0,1 detik saja tidak akan bisa.

Mempermainkan waktu? Mengulang waktu? Menghentikan waktu? Mungkin kamu terlalu nyenyak dalam tidur dan mimpimu.

Dan waktu pun tak berhenti, dan kita tidak sadar semua telah kita lewati, dan waktu tidak akan pernah terulang dan pada titik ini baru kita sadari semua sudah berlalu dan sesuatu yang sudah berlalu tidak akan pernah tersaji lagi dengan sama seperti apa yang telah kita lalui sebelumnya.

Perlahan ragu pun terbakar.

Perlahan semua akan terasa terlambat.

Semua hanya persoalan waktu, semua hanya menunggu waktu. Menunggu waktu yang ia pun tidak mau menunggu kita. Waktunya sudah tiba. Tidak ada kata tidak siap, tidak ada kata ingin lari. Dan waktu yang sudah berlalu tidak akan bisa dibenahi, diperbaiki. Jadi persiapkan waktumu dengan baik, persiapkan dengan seksama, persiapkan ia dengan penuh persiapan. 

Dan pada akhirnya, waktu pun tak berhenti