http://sehabiskelas.blogspot.com/2014/01/rahasia-pulau-mati.html
Jika sudah, aku akan melanjutkan ceritaku.
Liburanku.
Liburanku
belumlah selesai.
Setidaknya masih banyak yang akan aku ceritakan pada kalian. Kalian tau bagaimana rasanya mengalami mimpi buruk? Dan dimana apa-apa yang ada di dalam mimpi buruk tersebut hadir dalam kenyataan. Sebenarnya jika itu mimpi yang tidak buruk, aku pasti tidak akan ambil pusing.
“Selamat datang di pulau mati, saya Ashley, saya akan mejadi guide kalian selama disini, salam kenal dan selamat menikmati liburan kalian”
Setidaknya masih banyak yang akan aku ceritakan pada kalian. Kalian tau bagaimana rasanya mengalami mimpi buruk? Dan dimana apa-apa yang ada di dalam mimpi buruk tersebut hadir dalam kenyataan. Sebenarnya jika itu mimpi yang tidak buruk, aku pasti tidak akan ambil pusing.
“Selamat datang di pulau mati, saya Ashley, saya akan mejadi guide kalian selama disini, salam kenal dan selamat menikmati liburan kalian”
Bagian
terbaiknya adalah, ini semua hanya mimpi.
Mimpi yang
sangat nyata.
Aku yakin,
ini hanya mimpi.
Hantu tidak
ada.
Meskipun jika
hantu itu ada, hantu tidak bisa membunuh manusia.
Aku harus
segera membuyarkan lamunanku. Aku akan menikmati liburanku di pulau ini.
Di pulau
mati.
Lagipula, apasih
yang harus kita takutkan mengenai kematian?
Bukankah
kita semua nantinya akan mati?
Aku punya
pemikiran, bahwa sebenarnya kita berhak mati dengan cara yang kita inginkan.
Ah, jadi
aneh gini sih. Bukannya aku harus menikmati liburanku bersama teman-temanku
disini?
Aku sudah
melihat Ashley dalam mimpiku, ia cantik.
Bahkan lebih
cantik daripada Ashley yang ada di mimpiku.
“Kalian
lihat wajahnya? Dia masih takut naik kapal laut!” teriak Finn sambil
menempelkan telunjuknya di pipiku.
Casey tertawa,
sementara si kembar mengangkat bahunya secara bersamaan sambil mencibirkan
mulut mereka. Entah apa maksudnya, tapi jelas mereka semua mengejekku.
Ada yang
salah dengan takut naik kapal laut? Aku kira sih tidak. Aku kira ini lebih
masuk akal dan beralasan ketimbang takut dengan cerita-cerita konyol tentang
hantu yang membunuh manusia.
“Sudah
anak-anak, saatnya kita membereskan barang bawaan kita, dan menikmati liburan
kita” seru Miss Nolan.
Kami pun
bergegas merapikan barang bawaan kami, aku sekamar dengan teman-temanku.
Sementara kamar Mr. Wood dan Miss Nolan tepat di seberang kamar kami. Setelah
itu kami bergegas untuk menuju tempat makan siang, letaknya ada di belakang
kamar kami.
Ini sama
seperti di mimpiku.
Aku tebak,
setelah ini akan ada seafood menyebalkan.
Iya, pasti
akan ada seafood menyebalkan itu!
“Selamat
menikmati makan siang, ada sajian seafood spesial dari kami” ucap Ashley.
Betul kan
apa yang aku bilang? Bakal ada seafood menjengkelkan ini.
Dan coba
kalian tebak apa yang aku makan? Iya, sama seperti di mimpiku, aku lebih
memilih untuk memakan ayam goreng mentega.
Sementara
itu Casey dan orangtuanya sudah habis satu piring seafood, aku masih asyik
dengan ayam goreng mentegaku. Finn, Edd, dan Rob juga tampaknya sangat
menikmati seafood tersebut.
Semua ini
sudah terjadi di mimpiku, seratus persen ini semua adalah apa yang ada di dalam
mimpiku.
Aku mulai
gusar.
Aku mulai
ngeri mengingat mimpiku, terutama pada bagian dimana Ashley mencekik leherku.
“Ada apa sih
Billy? Kita disini untuk bersenang-senang.” Suara Casey mengagetkanku.
“Iya Billy,
lupakan ketakutanmu di kapal laut tadi.” Finn menambahkan.
Mereka tidak
tau, aku bukannya takut naik kapal laut saja, ada yang lebih mengerikan.
Sesuatu yang
mengerikan yang akan terjadi sebentar lagi.
Mungkin
malam ini.
Aku menjadi
ketakutan. Ini bukan aku yang biasanya.
Ketakutanku
hilang, setidaknya sedikit hilang ketika aku sadar tidak hanya kami yang
berlibur di pulau ini. Ada keluarga lain yang berlibur di pulau ini.
Tapi...
Mereka semua
nampaknya tidak senang, mereka memang sedang asyik dengan permainan yang mereka
buat sendiri di pantai. Tapi, wajah mereka tidak memperlihatkan kegembiraan.
Justru wajah mereka terkesan tanpa ekspresi.
Setelah
makan siang, kami dipersilahkan untuk istirahat sebentar, ketika kami
beristirahat, Ashley memberitahu aturan main di pulau ini. Ia mengatakan tidak
boleh ada yang pergi kemana-mana tanpa ijin darinya, ia beralasan, hal ini
untuk menjaga keselamatan para pengunjung dan juga agar tidak mengganggu
apa-apa yang ada disini.
Lagi-lagi
sama seperti apa yang ada di mimpiku.
“Jangan juga
ada yang masuk ke penjara perang sendirian” kata Ashley. “Saya tekankan, jangan
juga ada yang masuk ke penjara perang sendirian” ulangnya serius.
Kami.
Maksudku Casey, aku, Finn, Edd, dan Rob saling berpandangan penuh tanya.
Sementara itu Mr. Wood dan Miss Nolan memperhatikan penjelasan Ashley dengan
seksama.
Aku tau kok,
sore nanti akan ada seafood menyebalkan itu lagi.
Semuanya
sama seperti dalam mimpiku, hanya saja ada bagian-bagian yang tidak ada dalam
mimpiku. Bagian dimana ada keluarga lain yang berlibur di pulau ini salah
satunya.
Sore hari
memang ada seafood lagi.
Malam
harinya, kami dikumpulkan lagi ke tempat makan siang tadi, untuk menikmati
makan malam. Menu makan malam kali ini adalah daging bakar, seafood, dan olahan
ikan lainnya. Ya, selalu ada seafood dan akan selalu ada seafood disini. Kali
ini ada beberapa orang pemain musik yang mengiringi makan malam kami. Mereka
memainkan lagu-lagu klasik sebagai pembuka. Tidak beberapa lama kemudian,
Ashley datang.
Bagian ini
sedikit berbeda dengan apa yang ada dalam mimpiku. Kami bersama keluarga lain
yang sedang berlibur di pulau ini. Ashley juga tidak bercerita tentang
hantu-hantu korban perang yang ia ceritakan dalam mimpiku kok.
Sekarang aku
yakin, Ashley tidak akan membunuh kami.
Tidak
seperti di mimpiku.
“Nah,
sekarang waktunya istirahat. Perjalanan kita di pulau mati baru akan dimulai
besok. Pada hari terakhir liburan kalian, aku akan memberitahu kaliah satu hal.
Jadi, selamat beristirahat.” Ashley berbicara dengan pengeras suara.
Kenapa harus
menggunakan alat tersebut sih? Jumlah kami kan tidak banyak.
Tapi aku
senang, karena tidak semua yang ada dalam mimpiku jadi kenyataan. Bagian tadi
contohnya. Seharusnya jika semua mimpiku jadi kenyataan, maka malam pertama
kami di pulau ini adalah jelajah malam mengelilingi pulau.
Saat kami
bergegas menuju kamar kami untuk beristirahat, kami berpapasan dengan keluarga
lain yang juga berlibur di pulau ini. Ketika kami ingin menyapa mereka, mereka
justru menghindar. Mereka seolah-olah menghindari kami.
“Selamat
malam anak-anak, beristirahatlah dengan baik” Miss Nolan memperingatkan kami
sebelum ia masuk ke kamarnya menyusul Mr.Wood.
Aku
sebenarnya ingin menceritakan mimpiku kepada Casey, Finn, dan juga kepada si
kembar Edd dan Rob. Tapi aku tau, jika aku menceritakannya, aku hanya akan
semakin diejek oleh mereka.
Kami semua
memutuskan untuk tidur.
Keesokan
harinya, setelah sarapan, kami diajak Ashley untuk mengelilingi pulau. Tentang
benteng-benteng dan juga penjara perang itu memang sama persis seperti apa yang
ada di mimpiku. Mengenai ruang penghabisan itu juga memang ada.
Tapi, aku
senang. Ternyata di belakang penjara itu adalah sebuah lapangan voli, bukan
pemakaman seperti yang ada dalam mimpiku. Hari demi hari, kami menikmati
liburan kami di pulau mati.
Besok adalah
hari terakhir kami berlibur disini.
Malam
sebelum kami kembali ke rumah kami.
“Jadi, besok
hari terakhir kalian liburan disini ya?” ucap Ashley.
“iya, kau
betul Ashley, disini sangat mengasyikkan, aku yakin anak-anak pasti suka. Bukan
begitu anak-anak?” tanya Mr. Wood kepada kami.
Kami semua
mengangguk tanda setuju. Ya, memang ku akui, disini sangatlah menyenangkan.
Berlibur disini adalah liburan yang mengasyikkan.
“Oke
baiklah, seperti janji saya di awal, saya akan memberitahu satu hal”
“Oh, apakah
ini sangat rahasia?” sorak si kembar Edd dan Rob sambil saling meninju lengan.
“Sebelumnya,
saya mengucapkan selamat datang disini. Di pulau mati. Kepada kalian, penduduk
baru disini. Mr. Wood, Miss Nolan, Casey, Finn, Edd, Rob, dan Billy.” Ujar
Ashley. “Ini adalah tempat dimana semua manusia akan mengunjunginya dan menetap
setelah mereka mati” imbuhnya.
“Apa ini
lelucon khas pulau mati?” tanya Miss Nolan.
Aku terdiam.
“Maaf Miss
Nolan, ini bukan lelucon.” Wajah Ashley menjadi sedih. “kita disini adalah
orang-orang yang pernah hidup, pulau mati adalah tempat kita semua setelah
kehidupan berakhir.”
Kami semua
terdiam, kami awalnya mencoba menikmati lelucon ini. Tapi kami yakin ini
bukanlah lelucon. Aku melihat di sekelilingku ada orang-orang memandang kami
dengan sedih, mereka memandang kami dengan suram.
“Akan aku
tunjukkan satu hal, agar semua menjadi jelas.” ucap Ashley sambil tersenyum.
Senyum yang
dingin.
Senyum terdingin
yang pernah ada.
.............................................................................................................................................
Pagi itu,
kami berencana berlibur ke Red Falls. Aku diajak oleh keluarga Casey untuk ikut
berlibur. Seperti biasanya, keluarga Casey memang sering mengajak aku dan
teman-teman Casey lainnya untuk berlibur.
Kami
berangkat dari rumah Casey jam 7 pagi, kami berangkat cukup awal karena tidak
ingin terjebak kemacetan. Di mobil kami bercanda, Mr. Wood dan Miss Nolan
sangatlah baik kepada teman-teman Casey.
Tidak terasa
hampir 2 jam kami di perjalanan menuju Red Falls. Dari rumah kami menuju Red
Falls memanglah memakan waktu lama. Aku melihat ke arah Edd dan Rob, mereka
tertidur, sementara Casey dan Finn memandang keluar jendela mobil. Miss Nolan
asik mengobrol dengan suaminya, Mr. Wood.
Perjalanan
menuju Red Falls adalah perjalanan yang mengasyikkan, jika kau ikut dalam
perjalanan kami, mungkin kalian akan berdecak kagum melihat pemandangan yang
kami lihat. Sebelah kanan ada pohon pinus dan di sebelah kiri ada jurang dengan
batu yang aku kira sangat mengerikan. Jalanan tanpa pembatas. Kami sangat
menikmati perjalanan kami menuju Red Falls.
Sampai hal
tersebut menimpa kami.
Ada truk
dari arah berlawanan kehilangan kendali.
Aku melihat
Mr. Wood kaget dan membanting setir mobilnya ke arah kanan. Akan tetapi
semuanya terlambat, truk tersebut tetap menabrak mobil kami. Mobil kami
terlempar ke arah jurang.
Aku bisa
mendengar jeritan diriku sendiri dan jeritan yang lainnya. Kami semua bisa
mendengar jeritan masing-masing. Kami semua melihat mobil yang berisikan kami
masuk ke jurang.
Aku
meneteskan air mataku.
Aku sudah
mati.
Mr. Wood,
Miss Nolan, Casey, Finn, Edd, dan Rob juga sudah mati.
Kami semua
memang sudah mati.
Kami semua
melihat mobil yang dikemudikan Mr. Wood masuk ke dalam jurang.
Mobil itu
mobil yang juga kami juga ada di dalamnya.
Aku ingat,
liburan musim panas kali ini, kami memang diajak oleh keluarga Casey berlibur
ke Red Falls, bukan ke pulau mati. Pulau mati tidaklah ada. Pulau mati tidak
akan pernah ada bagi orang-orang yang belum mati. Pulau mati hanyalah untuk
kami, hanya untuk orang-orang yang sudah mati.
“Nah,
bagaimana? Kalian sudah bisa memahaminya?” tiba-tiba pertanyaan Ashley
mengagetkan kami. “Pulau mati tidak pernah ada di dunia orang-orang hidup,
pulau mati hanya untuk kita, hanya untuk orang-orang yang sudah tidak ada di
kehidupan. Selamat datang di pulau mati” imbuhnya dengan suara yang
menyedihkan.
“A-Aku ingin
berpamitan kepada orang tuaku, aku harus melihat mereka untuk terakhir kalinya
sebelum aku meninggalkan mereka” aku memohon kepada Ashley.
“Maaf Billy,
kematian datang tanpa kau bisa mempersiapkannya, kematian datang tiba-tiba.
Kematian tidak bisa menunggumu siap atau tidak.” jawab Ashley dengan nada
datar.
Aku sadar,
aku sekarang sudah mati, begitu juga dengan yang lainnya, kami sudah sadar
bahwa kami memang benar-benar sudah mati. Dan liburanku bukanlah ke pulau mati
tapi ke Red Falls. Pulau mati adalah tempat kami sekarang. Kami sudah mati.
Tapi, kenapa
harus kecelakaan?
Kenapa aku
tidak bisa mati dengan caraku sendiri sih?
Keren abang sena ceritanya :)
ReplyDeletewihh makasih Riskii udah mau baca :))
ReplyDelete