Saturday, 24 October 2015

Gombal Gembel.

Pada tulisan kali ini, sebaiknya kita sepakat dulu dengan pernyataan: orang menjadi norak ketika jatuh cinta. Oke kalo kita udah sepakat, maka gue akan lanjutin tulisan ini ke arah yang serius. Sebelumnya gue mengakui kalo ada kesamaan antara judul postingan ini dan judul buku 'Dochi PWG' biarpun gue nggak punya bukunya dan nggak pernah baca buku itu, tapi gue tau ada buku dengan judul 'Gombal Gembel'. Jadi, isinya pasti beda sama tulisan gue ini. Gapapa kan sama judul, daripada sama-sama ada rasa tapi nggak ada kejelasan status?

Dorr!! #terbaper
 
Gue janji bakal bener-bener lanjutin tulisan ini setelah kita berterima kasih kepada penemu instagram. Karena, berkat penemu instagram, jadi ada instagram-nya Ariel Tatum.
 
Orang menjadi norak ketika jatuh cinta. Memang demikian adanya dari jaman Firaun belum akhil baligh. Banyak yang bilang jatuh cinta itu seakan membawa kita terbang ke langit tingkat tujuh. Langit ketujuh ya, bukan Alexis lantai tujuh. Gue pun mengakui itu, kita menjadi norak ketika jatuh cinta karena serasa ada dorongan untuk melakukan hal-hal yang gak penting-penting banget sebenernya.
 
Gombal, tentu akrab di telinga kita semua. Kita artikan gombal sebagai sebuah rayuan dimana cowok adalah pihak yang paling rajin membuat sebuah gombalan terutama ketika pdkt. Sementara cewek adalah pihak yang paling sering terkena gombalan, dan mereka (cewek) menyukai itu. Deal? Deal nggak nih? Apa mau tuker sama tirai nomer 2?
 
Gombalan semakin berkembang atau mungkin berubah menjadi absurd dari hari ke hari. Mungkin jaman Titiek Puspa masih muda, ketika kita bilang "ih kamu cantik banget" ke seorang perempuan, maka hal tersebut udah bisa dikategorikan sebagai sebuah gombalan. Bergeser ke jaman Maia Estianty masih muda, ketika kita memuji seorang perempuan dengan kalimat "senyum kamu tuh manis banget sih, aku jadi kebayang-bayang terus" maka ini udah termasuk gombalan.
 
Makin ke sini entah makin kreatif atau makin absurd, gaya gombalan semakin berubah. Lo pasti tau jenis gombalan bapak-kamu, bapak-kamu kan? Emang sih, ini menuntut kreatifitas seseorang untuk semakin membuat gombalan yang unik serta kreatif.
 
"Bapak kamu arsitek jembatan ya?" ujar si cowok.
"Kok tau sih?" timpal si cewek.
"Karena hatiku bawaannya mau nyebrang ke hatimu" lanjut si cowok.
"Aaaaa uaaaa auuauaua so sweet" si cewek menggelinjang.
 
"Bapak kamu tukang tambal ban yha?"
"Iya, kok tau?"
"Karena kamu sukses menambal hatiku yang bolong"
"Iiihhhh kamuuuu" si cewek guling-gulingan di pasir. Ternyata si cewek adalah kucing.
 
Gue cuma mau kasih 2 contoh gombalan bergaya bapak-kamu. Mungkin gombalan ini kreatif dan lucu. Tapi, entah kenapa gue kepikiran tentang siapa yang membuat gaya gombalan ini. Apakah dia seseorang yang sedang melakukan survey pekerjaan? Ataukah seseorang yang memulai gombalan jenis ini adalah seseorang yang sedang melakukan sensus?
 
Gue terbiasa nggak langsung mencerna suatu hal dengan mentah-mentah atau gitu aja. Sadar-nggak-sadar, gombalan jenis bapak-kamu ini udah bikin banyak orang berbohong. Gimana nggak boong coba, pertama lo cuma bisa iya-iya aja sambil nanya balik "kok tau?" gitu aja terus sampe Bekasi jadi ibukota Indonesia.
 
Lo boong tentang status pekerjaan bapak lo, ditanya "bapak kamu tukang tambal ban ya?" lo jawab "iya, kok tau?" padahal gue tau bapak lo adalah seorang HRD di perusahaan rokok. Kenapa gue tau? Soalnya gue ngelamar disana dan ketemu bapak lo. Yang terpenting adalah, gombalan jenis ini hanya menciptakan generasi muda yang sama sekali nggak kritis, generasi  muda yang bisanya iya-iya aja sambil nanya balik "kok tau?"
 
Satu yang gue takutin, pola gombalan bergaya bapak-kamu ini akan melekat di pikiran lo sampai kapanpun dan dalam kondisi apapun. Misalnya nih, lo ngelamar kerja di bank dan di bank itu biasanya kita nggak boleh punya keluarga atau saudara yang kerja di bank yang kita lamar. Lo ngelamar nih, dan di wawancara kira-kira seperti ini:
 
"Bapak kamu nggak kerja disini kan?"
"Iya, pak. Kok tau?"
 
Gue yakin kalo hal ini yang terjadi, maka si pewawancara bakalan bingung sama jawaban lo.
 
Sebenernya gue mau meluruskan gombalan jenis ini, karena gue tau ada yang nggak beres dalam pola gombalan ini sebenernya. Antara premis satu dan premis lainnya tuh sama sekali nggak nyambung asal lo tau.
 
"Bapak kamu nelayan ya?"
"Iihh iya, kok tau sih?"
"Karena kamu telah menebarkan jaring cinta di hatiku"
"Uuuuuuwwuwu so sweeet"
 
Gue beberapa bulan belakangan mencoba berpikir keras, sangat keras sampai-sampai gue jatuh sakit. Tetep aja gue gagal paham sama gombalan gaya ini. Kan nih ya, ada yang nanya "Bapak kamu nelayan ya?" terus lo ngejawab "iya, kok tau sih?" Oke gue masih bisa terima sampai disini, bisa jadi kan emang bapak lo nelayan. Nah yang nggak bisa gue terima adalah ketika jawaban "iya, kok tau?" dari lo ditimpali dengan jawaban "Karena kamu telah menebarkan jaring cinta di hatiku" dan lo kegirangan.
 
LAH YANG NELAYAN KAN BAPAK LO YA? KENAPA JADI LO YANG MENEBARKAN JARING? EMANG LO IKUT BANTUIN BAPAK LO NYARI IKAN?
 
Maaf,
Emosi.
 
Pusing pala Pevita.
Pevitanya lewat, terus bilang: "nggak, kepala aku nggak pusing kok"
"Alhamdulillah yah" tiba-tiba dateng Syahrini di postingan gue. Gue jadi bingung ini postingan apa arisan artis?
 
Rusak udah rusak.
 
Satu lagi ada kesalahan dalam pola gombalan jenis ini. Ada yang nggak beres nih dalam pola gombalan bergaya bapak-kamu. Gue serius, nyet. Emosi gue...
 
"Bapak kamu tukang tambal ban yha?"
"Iya, kok tau?"
"Karena kamu sukses menambal hatiku yang bolong"
"Iiihhhh kamuuuu"
 
LAH KATANYA BAPAK LO TUKANG TAMBAL BAN KAN YA? KENAPA JADI ELO YANG NAMBAL? UDAH GITU NAMBAL HATI, BUKAN NAMBAL BAN.
 
Maaf,
Emosi.
 
Pusing pala Pevita.
Pevitanya lewat lagi, terus bilang lagi: "nggak, kepala aku nggak pusing kok"
"Alhamdulillah yah" serius, kali ini gue pengen gebok Syahrini yang dateng lagi ke postingan gue.
 
Seharusnya kalo bapak lo tukang tambal ban, lo bantuin kek nambal ban. Dia kan kerja nambal ban, nyari uang buat lo juga. Yassalam bikin emosi aja lo T.T
 
Sumpah demi indomie goreng yang dimakan sama Al, kalo lo pacaran sama gue, gue gak akan mengeluarkan gombalan bergaya bapak-kamu, bapak-kamu. Mungkin lo bisa liat gaya gombalan gue yang jauh beda dengan gaya gombalan bapak-kamu. Liatnya disini nih klik disini, shay
 
Berhubung gue semakin emosi dan takut darah tinggi, ada baiknya gue cukupkan postingan ini sampai disini.
 
Selamat membaca, ya!
 
Ada yang nyautin: "kok tau?"
 
ASTAGHFIRULLAH YA ALLAH...

No comments:

Post a Comment