Awalnya aku coba buang
jauh-jauh rasa ini, rasa yang sudah ku takuti dari jauh-jauh hari. Rasa yang
tidak seharusnya ada, rasa yang harusnya, aku membuangnya jauh-jauh, bahkan harusnya aku
menguburnya dalam-dalam.
Tapi kalian tau,
bagaimana rasanya ketika kalian merasa hati kalian dibawa oleh seseorang yang
tidak bisa kalian miliki? Kalian tau bagaimana rasanya ketika kalian tersadar
bahwa kalian memiliki rasa kepada orang yang tidak bisa kalian miliki?
Aku menjadi pengagum? Lebih?
Atau...
Aku mencintaimu?
Ah, jangankan bilang
cinta, untuk sekedar menyapamu saja aku tidak berani, untuk sekedar menatapmu
saja aku takut, malu tepatnya. Bahkan aku merasa tidak layak menatapmu. Menatap
indahmu, lebih tepatnya.
Aku selalu suka caramu
membuatnya tersenyum, aku selalu suka caramu memperlakukan dia.
Di satu sisi aku
berharap dialah aku, aku berharap orang yang kamu buat tersenyum dengan caramu
yang hebat itu, adalah aku.
Caramu memperlakukan
dia selalu aku perhatikan dengan seksama, sambil menahan rasa iri ini tentunya.
Kata ibu, iri hati bukanlah sikap terpuji. Lalu, apakah aku iri dengan caramu
memperlakukan dia, juga termasuk sikap tidak terpuji?
Aku jadi pendengki pada
akhirnya, aku orang paling iri sedunia. Aku iri dengannya. Aku iri dengan dia
yang mendapatkan cintamu.
Bisa apa orang seperti
aku ini?
Kamu tau, kita sangat
dekat, kita sangat dekat, aku sadar itu. Hanya kamu yang tidak sadar bahwa kita
sangat dekat. Aku yang selalu melihatmu dan disaat itu aku juga mencoba beranjak
darimu, akan tetapi semua menjadi sia-sia. Jangankan beranjak, untuk sekedar berpaling
darimu saja aku tidak bisa.
Kadang, aku tidak mau
memulai cakap denganmu, aku takut saat aku memulai cakap denganmu, pada saat
itu pula tumbuh harapku.
Terkadang juga aku terbiasa
menunggu, bahkan sampai tergugu. Aku selalu menunggumu, hanya untuk melihatmu
tersenyum. Meskipun aku sadar senyum itu bukan buatku, aku sadar senyum itu
buatnya.
Aku yang selalu
berharap untuk bersamamu, meskipun hanya dalam mimpi.
Sayang, Tuhan sampai
sekarang belum memberikanku kesempatan untuk bermimpi bersamamu, sayang juga
kamu bukan tokoh cerita dalam karanganku yang bisa aku akrang sedemikian rupa
sehingga pada akhir cerita aku bisa bersamamu.
Aku tau mungkin ini
salah, aku tidak peduli.
Aku tau pada akhirnya
perasaan yang daritadi aku urai dan aku jabarkan tidak bisa aku buang, bahkan
untuk menyembunyikannya saja terlihat percuma.
Aku sadar, aku
mencintaimu dari kejauhan. Aku cinta kamu dari sisi gelapmu. Aku cinta kamu
dari sisi gelapmu dan kamu tidak akan pernah tau itu.
No comments:
Post a Comment