Wednesday, 20 November 2013

Aku cinta kamu dari sisi gelapmu.

Awalnya aku coba buang jauh-jauh rasa ini, rasa yang sudah ku takuti dari jauh-jauh hari. Rasa yang tidak seharusnya ada, rasa yang harusnya, aku membuangnya jauh-jauh, bahkan harusnya aku menguburnya dalam-dalam.

Tapi kalian tau, bagaimana rasanya ketika kalian merasa hati kalian dibawa oleh seseorang yang tidak bisa kalian miliki? Kalian tau bagaimana rasanya ketika kalian tersadar bahwa kalian memiliki rasa kepada orang yang tidak bisa kalian miliki?

Aku menjadi pengagum? Lebih?

Atau...

Aku mencintaimu?

Ah, jangankan bilang cinta, untuk sekedar menyapamu saja aku tidak berani, untuk sekedar menatapmu saja aku takut, malu tepatnya. Bahkan aku merasa tidak layak menatapmu. Menatap indahmu, lebih tepatnya.

Aku selalu suka caramu membuatnya tersenyum, aku selalu suka caramu memperlakukan dia.

Di satu sisi aku berharap dialah aku, aku berharap orang yang kamu buat tersenyum dengan caramu yang hebat itu, adalah aku.

Caramu memperlakukan dia selalu aku perhatikan dengan seksama, sambil menahan rasa iri ini tentunya. Kata ibu, iri hati bukanlah sikap terpuji. Lalu, apakah aku iri dengan caramu memperlakukan dia, juga termasuk sikap tidak terpuji?

Aku jadi pendengki pada akhirnya, aku orang paling iri sedunia. Aku iri dengannya. Aku iri dengan dia yang mendapatkan cintamu.

Bisa apa orang seperti aku ini?

Kamu tau, kita sangat dekat, kita sangat dekat, aku sadar itu. Hanya kamu yang tidak sadar bahwa kita sangat dekat. Aku yang selalu melihatmu dan disaat itu aku juga mencoba beranjak darimu, akan tetapi semua menjadi sia-sia. Jangankan beranjak, untuk sekedar berpaling darimu saja aku tidak bisa.

Kadang, aku tidak mau memulai cakap denganmu, aku takut saat aku memulai cakap denganmu, pada saat itu pula tumbuh harapku.

Terkadang juga aku terbiasa menunggu, bahkan sampai tergugu. Aku selalu menunggumu, hanya untuk melihatmu tersenyum. Meskipun aku sadar senyum itu bukan buatku, aku sadar senyum itu buatnya.

Aku yang selalu berharap untuk bersamamu, meskipun hanya dalam mimpi.

Sayang, Tuhan sampai sekarang belum memberikanku kesempatan untuk bermimpi bersamamu, sayang juga kamu bukan tokoh cerita dalam karanganku yang bisa aku akrang sedemikian rupa sehingga pada akhir cerita aku bisa bersamamu.

Aku tau mungkin ini salah, aku tidak peduli.

Aku tau pada akhirnya perasaan yang daritadi aku urai dan aku jabarkan tidak bisa aku buang, bahkan untuk menyembunyikannya saja terlihat percuma.

Aku sadar, aku mencintaimu dari kejauhan. Aku cinta kamu dari sisi gelapmu. Aku cinta kamu dari sisi gelapmu dan kamu tidak akan pernah tau itu.

No comments:

Post a Comment