Friday, 24 January 2014

Kita hanya perlu berdamai.

Kita selalu punya rencana, kita selalu punya mau, kita selalu punya impian, kita selalu punya harapan, dan terkadang, seringnya, apa yang kita rencanakan, apa yang kita impikan, dan apa yang kita harapkan tidak pernah terwujud. Memang tidak terwujud, bisa jadi memang hanya belum terwujud, dan bukan tidak pernah terwujud. Apapun itu, kita hanya perlu berdamai.

Kita selalu punya keinginan, kita selalu punya kemauan. Tapi belum tentu apa yang kita inginkan sesuai dengan orang-orang di sekitar kita. Belum tentu apa yang kita mau di-amini pula oleh orang-orang disekeliling kita. Kita boleh punya keinginan, kita boleh punya kemauan. Tapi kita selalu harus bisa berdamai. Kita hanya perlu berdamai.

Ada kalanya, terkadang dunia seakan berpaling dari kita, dunia menengok kearah lain. Kita hanya perlu mengikuti. Terkadang kita tidak selalu terus-menerus harus diikuti, tapi kita harus mengikuti cara main, aturan mainnya. Kita hanya perlu berdamai.

Kita hanya perlu berdamai, kita perlu berdamai dengan hati kita sendiri. Kita tidak pernah hidup sendiri di dunia ini. Selalu ada orang-orang disekitar kita. Terkadang mereka ikut aturan main kita. Terkadang pula kita ikut aturan main mereka. Seimbang.

Kita tidak hidup sendiri di dunia ini, selalu ada yang mengalah dan memang harus selalu ada pihak yang mengalah. Terkadang mengalah bukan kalah, mengalah hanya mencoba berdamai dengan hati sendiri. Mengalah hanya untuk sekedar membuat semuanya terasa baik.

Kita hanya perlu berdamai. Terkadang orang-orang memang seakan tak mau mengerti, tapi terkadang juga, dan yang pasti, selalu ada saat dimana kita yang tidak mengerti aturan main mereka dan kita seakan tidak mengerti-kan mereka. 

Di satu masa, kita hanya perlu berdamai, dengan hati sendiri, dengan keinginan yang tidak tercapai, dengan kemauan yang tidak keturutan, dengan mimpi yang tidak terwujud. Dan yang pasti kita hanya perlu berdamai dengan cara main yang orang-orang buat, sebagaimana mereka berdamai dengan aturan main yang kita buat. Sebagaimana mereka mengikuti aturan main yang kita mau.

Kita tidak selalu menjadi center yang selalu diikuti, di satu titik, kita kadang menjadi ekor yang mengikuti aturan main yang orang lain buat, aturan main yang orang lain mau. Kita hanya perlu berdamai.

Terkadang, kita hanya perlu berdamai.

No comments:

Post a Comment