Friday, 20 June 2014

Ber-Agra-ria untuk pertama kali.

Semua berawal dari tanggal 5 Juni 2014 ketika teman saya yang kuliah di Solo, sedang libur dan memutuskan ke Bekasi. Sesampainya ia di Bekasi terjadilah reuni teman-teman sekelas semasa saya SMA dahulu pada tanggal 7 Juni 2014 di angkringan negeri antah berantah yang kalau saya ceritakan pastilah tidak ada yang mengetahui tempat tersebut.
Singkatnya, malam sudah mencapai pertengahannya, di akhir perbincangan, teman saya yang kuliah di Solo tersebut mengatakan hal yang tidak-tidak kepada saya "Sen, gas Solo lah bareng gue balik ke Solo" emosi saya yang sedang menunggu UAS satu mata kuliah lagi menjadi terpancing dan segera menghantam wajah teman saya tersebut.

Nggak eh. Nggak gitu.

Saya yang sudah rindu dengan suasana bis malam dan juga teater pantura menjadi bingung apakah harus mengiyakan ajakan kawan saya tersebut ataukah tidak. "Liat ntar deh man, gue pikir-pikir dulu" hanya itu jawaban yang keluar dari mulut saya. Akhirnya acara ngumpul di angkringan pun berakhir. Di jalan pulang sambil mengendarai sepeda motor saya memikirkan ajakan teman saya tersebut. Yang membuat ragu bukanlah uang karena sejak kapan sih uang jadi masalah? Saya sebenarnya ragu karena nilai-nilai kuliah saya belum keluar, ditambah lagi alasan ini itu.

Senin, 9 Juni 2014.
"Cuk, jadi deh jalan ayo, gue gas Solo" keinginan saya untuk sesegera mungkin mencicipi kabin bis malam membuat saya mengirim sms ke teman saya dan mengisyaratkan bahwa saya menyetujui ajakannya tempo hari. Karena saya sedang mempersiapkan ujian salah satu mata kuliah di semester ini, saya memberi mandat memesan tiket kepada teman saya tersebut. Oh iya, teman saya namanya Kirom. Setelah berdebat panjang (boong) akhirnya dipilihlah tanggal 15 Juni 2014, hari Minggu sebagai hari keberangkatan dan juga dipilihlah Agra Mas untuk menjadi pengantar kami ke Solo, hal ini dikarenakan saya yang juga penasaran karena belum pernah menjajal Agra Mas. Saya juga minta dipesankan Kirom tiket balik ke Jakarta, dan saya meminta untuk dipesankan seat 1B Po. Haryanto untuk keberangkatan tanggal 17 Juni 2014 (waktu itu saya minta bis jatah Prapanca).

Minggu, 15 Juni 2014
Hari keberangkatan tiba, uas sudah rampung semua, hati belum tenang karena ip semester 6 belum keluar, tapi hasrat naik bis akan segera terpuaskan. 















Sebelumnya saya mempersiapkan apa-apa saja yang aku bawa berupa:
- Kamera Digital (minjem ke adek)
- Baterai BB cadangan (minjem juga ke adek)
- Alat mandi.
- Tas.
- Dan dana tentunya. 

Kami janjian di agen Agra Mas Depsos Bulak Kapal pukul 13.00. Saya diantar adik saya sedangkan Kirom diantar oleh ibunya. Oh iya ibu Kirom ini seorang penggemar berat Harapan Jaya. Setelah kami sampai di agen, langsung Kirom menukarkan bukti pemesanan tiket dengan tiket asli.
Tiket Agra Mas BM (Bis Malam)
















Bis datang jam 13.55, bis dengan nomer kaca 024 memasuki wilayah Depsos dengan anggunnya. Agra Mas menurut saya selalu mempesona dengan kemulusan bodynya. Hemmm. Setelah berpamitan, kami sudah berada di dalam kabin Agra Mas BM 024, kami duduk di seat 2A dan 2B. Bis bersekat sebenarnya tidak saya sukai, tapi ya apa boleh buat, saya penasaran dengan Agra Mas, mau nggak mau harus naik bis sekat.
Kabin Agra Mas BM 024.
















Bis menuju pintu keluar Bekasi Timur dengan kemacetan yang cukup membuat bosan. Setelah berhasil keluar pintu tol Bekasi Timur bis berjalan stabil di tol Jakarta-Cikampek dengan kecepatan kira-kira 70-80 km/jam. Suasana tol Jakarta arah Cikampek siang menjelang sore kali itu cukup lancar. Ramai lancar tepatnya. 
Pukul 14.59 bis diarahkan keluar pintu tol Karawang Timur karena untuk bis malam Agra Mas selalu masuk ke pool Agra Mas di Karawang. Sesampainya di pool Agra Mas bis tidak berhenti di pool melainkan hanya masuk lalu keluar lagi padahal jika mengacu pada pernyataan Kirom yang sudah sekali naik Agra Mas BM, bis akan berhenti cukup lama di pool. Setelah keluar dari pool, BM 024 berhenti di seberang pool karena ada satu penumpang yang akan naik. Tidak lama kemudia perjalanan dilanjutkan.
Pukul 15.41 bis keluar GT Cikampek, dan selamat datang di teater pantura. Bis yang saya dan Kirom naiki belum memasuki jam panas dan ketika kita naik Agra Mas, jangan mengharapkan dapat jam panas karena Agra Mas BM selalu start lebih awal ketimbang bis plat K.

Jam di hp saya menunjuk angka 16.05, RM Haryanto masih kosong melompong, lepas RM Haryanto di Patokbeusi ada kemacetan imbas perbaikan jalan berupa pengecoran jalan. Setelah mengantri beberapa menit akhirnya terlepas dari kemacetan. Setelah lepas dari kemacetan, bis dipacu kembali dengan kecepatan yang tidak terlalu kencang dan juga tidak terlalu pelan.
BM 024.
















Pantura sore itu hujan cukup deras, yang saya rasakan ketika bis Agra Mas ini berjalan saya sempat heran dan bingung kenapa bunyi per tidak terdengar padahal sasis bis ini adalah RK-8 non airsuspension. Akan tetapi saya justru merasa seperti menaiki bis dengan sistem suspensi udara. Analisa asal-asalan saya menuduh adanya sekat pembatas sehingga bunyi kriyet-kriyet tidak terdengar. Akan tetapi saya lebih yakin, bahwa bis ini memiliki mekanik handal dan juga perawatan yang maksimal sehingga menjadi nyaman. Suasana bis Wonogirian jauh dari hiburan dangdut Sagita, Sera atau sejenisnya. Hiburan yang ditayangkan adalah lagu-lagu campursari khas Jawa sehingga menambah kentalnya suasana Wonogirian di kabin Agra Mas BM 024 kali itu.

Pukul 16.45, pantura masih terang, bis kami memasuki RM Tamansari dengan perut keroncongan saya senang melihat kenyataan bahwa bis sudah memasuki RM Tamansari yang tandanya servis makan akan segera dijalankan.
Kuda X Griffin.
















Parkiran Agra dan SSM di RM Tamansari.
















Setelah bis diparkirkan, tanpa ba-bi-bu saya dan Kirom langsung menukarkan kupon servis makan dengan makanan yang tersedia.


Servis Makan Agra Mas BM.
















Satu hal yang kalian harus tau....

Orang laper makannya banyak....

Setelah menjalankan ibadah servis makan, sambil menunggu bis kembali berangkat, saya dan Kirom memutuskan untuk keluar rumah makan untuk melihat bis apa saja yang terparkir disana.
Ada Tunggal Daya berbodi Ultima. Sendirian.....













Copet!!! Eh, bukan! Ini @kiromfathy


GH JB2 Jakarta-Ponorogo.
Barisan Agra Mas BM.
















Alhamdulillah muka bisa masuk Internet :')
















Pukul 17.20 penumpang dipersilahkan masuk ke dalam BM 024 kembali, karena bis akan segera melanjutkan perjalanannya mengarungi jalan raya yang ide pembangunannya dimotori oleh wong Londo dengan tenaga rakyat Indonesia pada masa penjajahan. Apa iya?

Setelah keluar dari RM. Tamansari, di depan bis ada PO. Tunggal Dara Putera dengan body Royal Travego garapan garasi sendiri. Satu yang saya kagum dari body-body garapan garasi Tunggal Dara adalah body yang dihasilkan sangatlah rapi dan mirip dengan garapan karoseri ternama. Bis yang kami naiki mencoba meng-overtake TDP, akan tetapi semua hanya tinggal kenangan, karena TDP meninggalkan BM 024 dalam derasnya hujan.

Melihat kenyataan bahwa bis yang saya naiki tidak bisa meng-overtake bis lainnya, saya segera mengubur harapan menaiki bis mosak-masik ke Solo. Sesekali naik bis woles lah, batin saya. Menghibur diri sendiri lebih tepatnya. 

Jalanan Indramayu dihiasi banyak perbaikan jalan di arah jateng maupun arah jakarta. Bahkan Kandanghaur mengarah Jakarta terjadi kemacetan yang sangat parah. Parah banget. Serius deh. percaya sama saya. Biasa, pantura menjelang arus mudik pasti deh berbenah diri.

Pukul 18.57 bis memasuki GT Palikanci dengan diiringi gerimis yang menambah syahdunya suasana sore itu. Jalan raya sepi karena seperti yang saya katakan di awal, Agra Mas ini berangkatnya gasik. Ketika memasuki ruas Pejagan yang sedang banyak perbaikan kecil-kecilan di bahu tol, harapan saya adalah bahwa BM 024 ini akan mencapai top speednya. Tapi lagi-lagi kenyataan kadang tidak sesuai dengan harapan. Harapan tinggalah harapan. Sedang asyik menyusuri Pejagan dengan kecepatan konstan, dari kiri ada isyarat lampu dim. Dan ternyata, BM 024 di overtake oleh saudara tuanya yaitu BM 010 dengan body new marcopolo. Setelah berhasil meng-overtake bis yang kami naiki, BM 010 meliuk-liuk goyang sana-sini di hadapan saya. Lincah sekali BM 010 ini dan dalam waktu sekejap sudah menghilang di hari yang sudah mulai gelap.

Pukul 19.44 bis memasuki kota telur asin yaitu Brebes. Tidak banyak yang bisa diceritakan disini karena sangat jarang bis malam yang kami temui.

Pukul 20.16 bis memasuki Tegal, di depan SPBU Muri Tegal sedang ada pengecoran jalan sehingga membuat lalu lintas menjadi tersendat di kedua arahnya. Senada dengan SPBU Muri Tegal, di depan RSUD Suradadi Tegal juga sedang ada pengecoran jalan dan membuat lalu lintas macet.

Ketiduran. Iya ketiduran...

Bangun dari tidur ayam sudah sampai di Petarukan dan lagi-lagi ada perbaikan jalan.

Ketiduran lagi...

Bangun-bangun sudah menjelang Alas Roban dan sedang dalam kemacetan parah dikarenakan perbaikan jalan.

Senin, 16 Juni 2014.
Tepat pukul 00.00 bis memasuki RM Raos Echo untuk berhenti, disini saya dan Kirom membeli pop mie yang satunya dibanderol seharga 10 ribu rupiah. Dan juga membeli air mineral 1,5ltr dengan harga 5000. Ketika memakan pop mie mahal yang saya beli, ternyata airnya tidak panas melainkan hangat. Ini air buat mandi apa ya kok anget gini? Mie dalam cup tersebut pun menjadi masih keras imbas air tidak panas. Udah mahal, airnya nggak panas pula. Udah gitu mbak-mbak penjualnya jutek.

Astaghfirullah malah ngomongin orang :'(

Pukul 00.30 bis kembali melanjutkan perjalanan, kali ini bis cukup kencang dari sebelumnya, jam mepet mungkin? 

Azab memakan pop mie kurang matang, saya pun tertidur... (lah)

Pukul 03.30 bis memasuki terminal Tirtonadi yang artinya perjalanan kami bersama BM 024 telah berakhir, setelah mengucapkan terimakasih kepada driver dan kru BM 024, akhirnya kami melangkahkan kaki meninggalkan BM 024, dan menuju parkiran bis bumel. Sedang menunggu keberangkatan bis bumel menuju Sekarpace (kosan Kirom), masuklah bis Gunung Harta JB 2 yang kami temui di RM Tamansari sebelumnya. Tidak lama kemudian, bis bumel yang akan membawa kami ke Sekarpace akan berangkat. Sebenarnya bis ini adalah bis tujuan Solo-Tawangmangu. Kami kaget sebab biasanya tarif bis semacam ini dari Term. Tirtonadi berada pada kisaran 3000 rupiah. Akan tetapi, kali ini tarifnya melonjak menjadi 5000 rupiah.

FYI... 2000 rupiah sekalipun sangat berharga bagi anak kost...

Pukul 04.00 kami sampai di Sekarpace dimana kosan Kirom berada, setelah sampai, kami lalu memutuskan untuk beristirahat.

FYI
- Tiket Agra Mas BM: Rp 145.000 (Biasa Rp 135.000, berhubung tarif liburan, naik 10.000 rupiah)
- Pop mie: Rp 10.000
- Air Mineral 1,5 Liter: Rp 5000
- Ongkos Langsung Jaya Bumel Tirtonadi-Sekarpace: Rp 5000

No comments:

Post a Comment