"Ih bajunya samaan, emang kalian tuh serasi deh". Begitulah kira-kira kalimat awal pembuka postingan kali ini. Iya, serasi selalu dipandang dengan sesuatu yang sama antara dua individu atau beberapa individu. Serasi selalu tentang kesamaan dalam hal apapun antara dua individu atau beberapa individu.
Setiap manusia tentu punya keunikan masing-masing. Setiap manusia memiliki isi kepala yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Mungkin isi kepala tersebut bisa disamakan melalui suatu proses menyamakan pemikiran, menyamakan visi dan misi, serta menyamakan tujuan serta arah.
Mungkin.
Tapi bagaimana jika pada akhirnya pengertian mengenai term serasi hanya terbatas tentang apa-apa yang sama? Bagaimana bila pada akhirnya term mengenai serasi diartikan hanya terbatas tentang apa-apa yang seragam?
Seragam?
Ketika ngomongin seragam maka ini yang ada dipikiran gue...
Bukan itu sih maksudnya...
Ketika kita mendefinisikan serasi hanya terbatas pada pemaknaan mengenai apa-apa yang sama dan apa-apa yang seragam, maka kita sama saja dengan mempersempit pemikiran diri sendiri. Ketika kita mendefinisikan serasi sebagai apa-apa yang sama dan apa-apa yang seragam, atau ketika kita menjadikan serasi sebagai alasan untuk menjadikan orang lain sama dan seragam dengan kita, sebenarnya kita sama aja udah melanggar apa yang dituju dan dicita-citakan oleh term serasi sendiri, karena bukan itu serasi yang sebenarnya.
Serasi?
Serasi bukan tentang apa-apa yang sama, serasi bukan tentang apa-apa yang seragam. Serasi selalu tentang saling mengerti perbedaan. Serasi selalu tentang saling memahami kediskompakan.
Serasi bukan tentang dimana ketika lo selalu jalan sama pacar pake baju dengan warna, motif yang sama. Serasi juga bukan tentang lo suka nonton bola dan pacar lo juga harus suka nonton bola biar dibilang serasi. Serasi bukan tentang lo hobi main poker di facebook dan pacar lo juga harus main poker di facebook biar dibilang serasi. Siapa tau pacar lo malah lebih jago main dota ketimbang poker di facebook.
Kita terlahir dengan keunikan sendiri, dan itu terus berkembang seiring berjalannya waktu. Seiring berjalannya waktu kita selalu bisa menyukai atau menyenangi satu hal yang mungkin nggak dipandang oleh orang lain sebagai sesuatu yang menyenangkan.
Kita ambil contoh dalam sebuah hubungan pacaran misalnya...
Ketika lo suka bola, tapi pacar lo nggak suka, dia lebih suka pemain bolanya misalnya.
Bukan bukan...
Kita ulang...
Ketika lo suka bola, tapi pacar lo nggak suka, dia lebih suka nonton drama Korea, disinilah serasi bekerja. Ketika lo dan pacar lo bisa saling memahami perbedaan yang ada di antara kalian, maka serasi sudah sesuai dengan apa yang dikejar oleh term serasi. Karena serasi, seperti yang udah gue bilang, serasi bukan tentang apa-apa yang sama, bukan tentang apa-apa yang seragam. Serasi saling adalah selalu tentang melengkapi, mengerti perbedaan yang ada dan memahami kediskompakan.
Jadi, ketika serasi dijadikan alasan untuk membuat orang lain sama dan seragam dalam hal apapun itu, dalam hal pemikiran misalnya, maka yang demikian itu bukanlah sebuah keserasian. Karena, selain bukan tentang kesamaan dan keseragaman, serasi juga bukan tentang suatu paksaan. Serasi tidaj didasari atas suatu paksaan. Karena serasi bukan bertujuan untuk menghasilkan kesamaan dan keseragaman.
No comments:
Post a Comment